Fenomena pergaulan bebas yang semakin meluas di kalangan remaja dan dewasa muda telah memperbesar risiko penularan penyakit menular seksual. Menurut data yang dirilis oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes), jumlah kasus HIV (human immunodeficiency virus), salah satu jenis penyakit menular seksual (PMS) di Indonesia, diperkirakan mencapai 515.455 kasus selama periode Januari hingga September 2023. Dari total tersebut, sebanyak 454.723 kasus, atau sekitar 88%, telah terkonfirmasi sebagai orang dengan HIV (ODHIV). Dalam kategori usia, mayoritas pengidap HIV di Indonesia berada dalam rentang usia 25 hingga 49 tahun, mencakup sekitar 69,9% dari keseluruhan kasus.
Sebuah laporan pada bulan Mei 2023 yang dirilis oleh Kemenkes juga menunjukkan peningkatan kasus HIV dan sifilis. Lebih lanjut, data tersebut mengungkap bahwa sebanyak 35% dari jumlah ibu rumah tangga terinfeksi HIV, angka yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan kasus HIV pada kelompok lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa penularan HIV tidak hanya terbatas pada kelompok tertentu, tetapi juga mencakup segmen masyarakat yang mungkin tidak terpikirkan sebelumnya.
Penyakit menular seksual merupakan kondisi yang ditularkan melalui hubungan seksual, baik itu vaginal, anal, atau oral, dengan seseorang yang terinfeksi. Di antara penyakit ini termasuk sifilis, gonore, klamidia, herpes genital, HIV/AIDS, dan lain sebagainya. Kecenderungan pergaulan bebas, di mana individu seringkali terlibat dalam hubungan seksual tanpa pengaman, telah menjadi faktor utama dalam penyebaran PMS di kalangan anak muda.
Salah satu aspek yang membuat PMS begitu berbahaya adalah banyaknya kasus yang tidak terdiagnosis. Anak muda sering kali tidak menyadari bahwa mereka terinfeksi, karena banyak dari mereka tidak mengalami gejala yang jelas pada tahap awal. Sehingga, mereka dapat terus menularkan penyakit tersebut kepada pasangan mereka tanpa menyadari konsekuensi yang mengerikan.
Tidak hanya itu, dampak jangka panjang dari PMS juga patut diperhatikan. Misalnya, infeksi yang tidak diobati dapat menyebabkan masalah kesehatan serius seperti infertilitas, masalah pada kehamilan, kerusakan organ reproduksi, bahkan peningkatan risiko kanker. Oleh karena itu, penting bagi anak muda untuk memahami risiko yang terkait dengan pergaulan bebas dan mengambil langkah-langkah pencegahan yang tepat.
Langkah-langkah pencegahan termasuk penggunaan kondom dalam setiap hubungan seksual, menjalani pemeriksaan kesehatan secara teratur, dan mengurangi jumlah pasangan seksual. Selain itu, edukasi yang tepat mengenai PMS dan pentingnya kesehatan seksual juga harus ditingkatkan di kalangan anak muda.
Kita seharusnya turut aktif dalam mendidik anak muda tentang bahaya PMS dan pentingnya mempraktikkan seks yang aman. Hanya dengan upaya bersama, kita dapat mengurangi angka penularan PMS di kalangan anak muda dan memastikan generasi mendatang hidup dengan kesehatan yang optimal